Untukmu Yang Sedang Marah
saat amarah berebut kekuasaan
tangan-tangan beradu kasar menulis pembenaran
menaruh kebenaran dalam keranjang sampah jaman
akal sehat hanya
simbol untuk memanen citra
ayat-ayat suci menjadi tak lagi suci oleh kepentingan
duniawi
nyanyian dendam mengalun dari mulut orator
iringan musiknya dari genderang perang yang ditabuh
provokator
ratusan panji mimpi dikibarkan tinggi-tinggi agar kita
mendongak melihatnya
dan ribuan ocehan ikut mengalun ikuti musik
berharap dapat sebungkus tipu dalam pesta para pemarah
kutulis sajak ini saat sang pemarah membuang muka dariku
matanya merah marah
kepadaku ia menyimpan dendam
kepadaku ia menyimpan dendam
pernah kulepas topengnya saat ia sedang bernyanyi
0 Response to "Untukmu Yang Sedang Marah"
Post a Comment