Awas Sindrom Kekuasaan !



Kekuasaan merubah orang. Pendapat ini mungkin tidak selamanya benar,tapi dibeberapa orang sangat nampak perubahan dirinya saat berkuasa atau minimal dekat kekuasaan atau mungkin hanya terserempet kekuasaan. Gejala orang yang kena sindrom kekuasaan, ada ornag tiba-tiba menjadi sangat suka mengatur dan menganggap semua yang tidak bersamanya adalah salah. Ada jauga yang yang suka memamerkan diri secara berlebihan.

Ya namanya juga kekuasaan, berkuasa berarti bisa menentukan segalanya. yang dulunya merasa bukan siapa-siapa kini dinantikan semua orang. Yang dulunya merasa tidak bisa berbuat apa-apa kini merasa bisa berbuat semaunya. Yang dulu pakai uang sendiri sekarang pakai uang rakyat. Yang dulu tidak laku di koran sekarang dikejar-kejar wartawan. Sindrom ini muncul bisa pada siapa saja yang berkuasa, baik yang sudah lama khususnya yang masih baru merasakan aroma kekuasaan.

Seorang anggota DPR RI sekelas Fahri Hamzah, Adian Napitupulu atau Ruhut Sitompul yang banyak bicara dimedia, kadang kontroversi mungkin saja kena sindrom ini. Tapi ketika melihat kebelakang saat ketiga orang ini belum berkuasa, kita bisa mungkin memaklumi "kelakuan" mereka saat menjadi legislator senayan. Fahri mantan aktifis KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dan Adian Napitupulu mantan aktifis Forkot (Forum Kota) keduanya memang tukang demo, selama mahasiswa kerjaaannya orasi dijalan dan bentrok dengan aparat. Sementara si Ruhut adalah seorang pengacara kondang. Mereka juga tidak asal bacot.

Soal sindrom kekuassaan, bukan benci, hanya geli saja. Masyarakat memimpikan, kekuasaan yang lahir dari sebuah kompetisi demokrasi yang bernama pemilu melahirkan orang-0orang yang ikhlas bekerja untuk rakyat. Kekuasaan bukan lahir dari pencarian bakat yang diikuti ABG labil yang rela berbuat aneh-aneh yang penting tersorot kamera dan siap membuat sensasi demi popularitas.

Biasanya orang yang kena sindrom ini, menularkan ke orang sekitarnya. Nah orang-orang sekitarnya ini lebih parah. Mentang-mentang dekat dengan presiden kelakuannya lebih presiden dari presiden sebenarnya, dekat dengan menteri kelakuannya lebih menteri dari menteri, dekat dengan dubes kelakukannya lebeh dubes dari dubes, dekat dengan pak RT kelakuannya lebih Pak RT dari Pak RT. Sindrom dekat dengan kekuasaan ini ada dimana-mana. Jangan heran bila tiba-tiba kekuasaan membencimu padahal kau tidak berbuat apa-apa, cek daftar list teman-temanmu,  mungkin kamu berteman dengan orang tipe ini yang suka membuat laporan hoax demi menjaga piring nasinya. Santai saja..

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Awas Sindrom Kekuasaan !"

  1. Hahaha, saya masih tak percaya dengan tingkah bung FH beberapa waktu lalu, sepertinya tak lama lagi sindrom kekuasaan bakal jadi bagian hidup masyarakat, ya. :D

    Salam kenal, mas. :)
    http://penjajakata.com/

    ReplyDelete