Pilkada Pangkep : Nazar Politik Vs Akun Palsu Mesia Sosial


Pilkada Pangkep saat ini  berproses Mahkamah Konstitusi  karena  gugatan paslon  HarapanKu (H.Abdul Rahman Assegaf-Kamrussamad) kepada KPU Pangkep atas sejumlah pelanggaran dalam proses pilkada. Gugatan ini juga mengintrupsi pesta-pesta perayaan kemenangan. Kubu paslon Sahabat Sejati  (Syamsuddin Hamid-Syahban Sammana) yang dinyatakan unggul  sejak cuick qount (QC) hingga rekapitulasi  suara di KPU disambut pendukungnya dengan acara gundul massal yang juga menjadi  nazar mereka.  Penetapan calon terpilih yang tertunda gara-gara gugatan tak  membuat rambut yang sudah  digunting bisa kembali.  Nah rambutnya gimana? Kayaknya nanti  ada cara gundul  lagi  setelah proses sidang MK.
Itu tak seberapa, karena sempat unggul  di QC (padahal suara masuk belum 100 persen), salah seorang pendukung Harapanku malah bertelanjang bulat di Kecamatan Segeri. Dalam hitungan menit foto relanjang  yang menaiki bentor di perempatan Segeri ini menjadi DP sejumlah pengguna media sosial.  Ini juga nazarnya.  Lelaki yang menjadi “artis”  ini  katanya sempat keliling Segeri dengan  telanjang bulat.  Wow.  Kalau seandainya MK menerima dan memenangkan gugatan Harapanku, apa ia mau telanjang lagi? Untung hanya  satu orang yang punya nazar nyeleneh begini, kalau jumlahnya sama dengan jumlah  nazar gundul Sahabat maka bisa dibayangkan.
 Ada juga cerita tentang seorang ibu rumah tangga yang menjadi “juru serang” salah satu paslon dibasis calon lain yang menjadi lawannya . Menurutnya sehari  sebelum pencoblosan, ia ditugaskan untuk membagikan amplop yang berisi uang kepada warga pendukung calon yang punya amplop  tersebut. Dengan bekal amplop dan daftar nama warga yang sudah bertanda tangan, ia mulai  gerilya alias sembunyi-sembunyi. Sesuai perintah dari  bosnya ia hanya menyerahkan amplop  berdasarkan daftar.   Singkat  cerita, ia ketahuan warga lain.  Teror berdatangan dari tetangganya, ia diancam  dilaporkan ke polisi  karena membagikan  money politik. Belakangan diketahui, ini hanya modus dari  warga yang  ternyata pendukung calon yang katanya  tak bagi-bagi amplop.  Akhirnya, sang juru bayar  dengan pendukung lawannya ini  melakukan 86   allias “berdamai”,  isi amplop dibagi asal  tutup mulut  dan suara dalam rumah si penerima amplop  dibagi .   
Sementara itu didunia maya, melalui media sosial.  Perdebatan sengit juga terjadi. Lucunya, mereka yang berdebat adalah akun anonim  alias  akun palsu. Perang data, saling hardik sampai  saling ancam tersaji dalam grup facebook  yang dibuat khusus menyambut pilkada.  Tak ada moderator. Konon, saking panasnya mereka bahkan saling melacak IP adress untuk melacak siapa pemilik akun palsu yang membela lawan politiknya agar perdebatan mereka bisa diselesaikan dunia nyata .  oh ya? Padahal yang mencari akun palsu juga akun palsu.  
Politik memang tidak  selamanya menyuguhkan kita perdebatan atau  situasi yang  menegangkan.   Meski tujuannya adalah hal    serius,  kekuasaan, namun dalam alurnya , plitik  kerap membuat kita  tertawa dan terhenyak.  Proses pilkada Pangkep belum  selesai.  Lelucon pilkada MK kembali beredar.  Kita ikuti saja bagaimana endingnya, hahaha.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pilkada Pangkep : Nazar Politik Vs Akun Palsu Mesia Sosial"

Post a Comment