Pangkep 56 Tahun; Mestinya kita Semakin Dewasa, Ternyata..
Usia akan mendewasakan kita. Begitu kata petuah orang bijak. Petuah ini ada benarnya, dengan bertambahnya usia, maka pertimbangan untuk berbuat atau mengatakan sesuatu juga akan semakin banyak. Dibanyak kasus, kita sering bertemu dengan orang yang tua dari kita yang menceritakan kenakalan atau kebrutalan masa mudanya namun kini ia pensiun, kenapa? Tentu karena emosinya sudah matang, mungkin saja ia tidak cerdas tapi pengalaman yang dilewatinya memberikan banyak pelajaran bagaimana menghadapi persoalan.
Namun bagaimana dengan sebuah daerah? Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang tahun ini akan memasuki usia ke 56 tahun. Sebuah angka yang kalau diibaratkan manusia bukan lagi usia muda. Sudah banyak yang pernah dialami, dirasakan dan dilalui daerah ini, Pangkajene dan Kepulauan disingkat Pangkep. Lalu pertanyaan, apakah daerah ini(baca kita semua,sudah dewasa menyikapi masalah-masalah yang ada.
Pilkada 2015 menjadi telah menjadi salah satu momentum ujian kedewasaan kita. Sebelum masa pendaftaran calon di KPU saja kita sudah debat kusir soal siapa yang pantas. Semua membela calon yang dianggapnya bagus dan menjelekkan calon lain. Menggambarkan calon yang didukung sebagai malaikat tanpa cela. Menggambarkannya sebagai ratu adil yang akan menyelesaikan semua persoaan daerah ini. Saling serang, saling hujat dan caci maki. Rakyat kalian belah, satu sisi menjadi lawan kalian disudut lain menjadi kawan, saling berhadapan, puas kau?
Persaudaraan yang terbangun selama 55 tahun sebagai satu daerah kabupaten, seolah luntur hanya kepentingan politik satu-dua golongan. Terlalu banyak "sesuatu" yang sebenarnya tidak penting menjadi perdebatan dand menjadi bahan perpecahan kita. Kita tiba-tiba menjadi sangat senang berdebat tentang kata "dan" dan berdebat tentang "palsu". Kabupaten yang terkenal karena keberanian orang-orangnya ini berubah menjadi pengecut, dengan hobby melempar fitnah dibalik akun palsu media sosal. Coba cari daerah mana didunia yang punya cerita baku tikam dalam sarung? Dimana siapapun yang akan siap menerima "menang-kalahnya". Sikap sportif ini yang diwariskan kepada kita, ditelikung oleh trik politik yang sangat kotor, tak mau terima kekalahan.
Jelang usia ke 56 tahun, tentunya segala doa terhatur ke Yang Maha Kuasa agar memberikan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan menjadi daerah yang makmur, sejahtera, aman, sentosa, dan kita semua sehat. Pangkep 56 tahun adalah Pangkep yang dewasa, pemerintah semakin sayang kepada masyarakatnya, masyarakat semakin taat aturan, politisi yang punya orientasi kerakyatan, dan aparat hukum yang semakin mengayomi. Jaya Pangkepku.
0 Response to "Pangkep 56 Tahun; Mestinya kita Semakin Dewasa, Ternyata.."
Post a Comment