Berita Tentang Teror Yang Berlebihan juga Teror

Bom Sarinah meledak. Enam ledakan berurutan yang diikuti dengan jatuhnya sejumlah korban dan tembak menembak antara kepok peneror dengan aparat keamanan. Beberapa menit kemudian, hampir semua stasiun televisi kita melakukan siaran langsung dari lokasi ledakan.

Awalnya hanya siaran live yang umumnya mengabarkan situasi terkini pasca ledakan. Reporter tivi berdiri depan kamera dengan latar belakang situasi hiruk pikuk dan menegangkan di TKP. Memang seperti itulah harusnya. Tapi setelah beberapa lama, konfirmasi dari pihak berwenang belum ada, televisi masih menyiarkan gambar situasi pengeboman secara berulang. Kali ini bukan suara reporter yang didengar, tapi suara pengamat terorisme yang berbicara tentang tanggapannya atas kejadian berdarah itu.

Para pengamat yang bicara (lebih banyak) berspekulasi tentang pelaku dan motifnya. Spekulasi terus muncul,  padahal korban masih tergeletak, dan polisi masih berjibaku melumpuhkan sisa pelaku yang masih melawan dengan senjata api. Tak ada konfirmasi resmi, mata dan telinga publik dijejali dengan pendapat yang belum tentu benar, spekulasi !

Saat publik ramai meyakinkan dunia dengan pesan positif,  indonesia aman dan rakyat indonesia tidak takut sama teror, saat yang sama informasi hoax terus berkembang, bahkan salah satu televisi nasional, TV One memberikan info jika ledakan susulan juga terjadi di tiga wilayah di Jakarta. Mungkin karena mengejar gengsi atau rating, akurasi informasi tak lagi menjadi standar utama berita sebelum dipublis ke masyarakat.

Publik berhak menerima informasi yang benar dan akurat. Tidak boleh ada media yang seenaknya menyebarkan berita yang tidak memenuhi unsur pemberitaan. Pemerintah harus bertindak, harus ada regulasi tegas tentang pemberitaan kejadian secara langsung. 

Saya senang, ketika membaca time line dan akun @officialNETnews mentwit bahwa mereka sudah breaking news 4 jam lebih, jakarta aman dan tida mau berlebihan memberikan informasi. Saya sepakat, bahwa informasi apapun (termasuk teror) yang belebihan juga bentuk teror.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Berita Tentang Teror Yang Berlebihan juga Teror"

Post a Comment