Jangan Marah Tuan


Jangan marah tuan, kami hanya burung kecil yang bersiul dan bernyanyi tiap pagi. Anggap  saja siulan kami seperti alrm alami yang membangunkanmu menyambut pagi. Tak ada niat kami mengganggu tidur nyenyakmu  diatas ranjang empuk dan selimut tebalmu. Kami hanya bernyanyi, lagu tentang indahnya pagi dan kebesaran tuhan yang memberi mentari cerah pagi  ini. Kami tidak  tahu kalau pagi ini kau butuh tidur  tambahan, sebab semalam harus bekerja mengurus rakyatmu. Inilah nyanyian kami, burung kecil yang singgah didahan kecil halaman istanamu. Inilah kami,  burung kecil yang siulan dan nyanyiannya tak seragam, kami bukan serdadu yang selalu seirama dan seragam, perbedaaan ini membuat kami indah.

Jangan marah tuan, sebab tak makan makanan sisa buangan di selokanmu.  Meski disana ada sisa ikan, sisa nasi, sisa buah, sisa ayam gorang, sisa sate, sisa capcay,  tetap saja sisa. Biarkan itu menjadi rejeki  tikus got disekitar rumahmu. Kami lebih senang didahan,  mencari buah-buah segar. Tentang tikus got diselokan rumahmu,  jangan lupa  untuk terus memberi makan, sebab jika tidak ia akan menggigit dan merusak seisi rumah.  Namanya juga tikus, tuan.

Jangan marah tuan, sebab kami banyak tahu tentang isi rumahmu. Tentang siapa yang bertamu dan bercerita  tentang apa  dan siapa. Tentang rencanamu membakar sarang kami, sarang burung-burung kecil dan  liar. Kalau  pun mau marah,marahlah pada  burung yang ada dalam sangkarmu, yanghanya bernyanyi saat kau  bawakan makanan untuknya.

 Jangan marah tuan, sebab lagu kami besok tentangmu.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jangan Marah Tuan"

Post a Comment