Munir Sang Kiri Hijau Kanan Merah


Sepak terjang Munir Said dalam perjuangan menegakkan Hak Azasi Manusia di Indonesia tidak bisa dipungkiri. Pembelaannya terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut hak azasi, khususnya hak hidup dilakukannya, dilakukan ayah dia anak ini dengan semangat dan sepenuh hati.

Hal itu digambarkan dalam film pendek yang berjudul "Kiri Hijau Kanan Merah". Kehidupan Cak Munir yang berlatar belakang agamis diaplikasikan dalam perjuangannya yang "merah". Membela Sri Bintang Pamungkas, Mukhtar Pakpahan sampai mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik, Dita Indah Sari adalah bukti konsistensinya membela kemanusiaan tanpa melihat layar belakang ideologi siapa yang dibelanya. Apalagi membela orang yang dicap subversi dan kiri dijaman orba tentu sangat beresiko. Buya Syafii Maarif dibuatnya geleng-geleng kepala.

Hal itu karena pemahaman agama Islam Munir berbeda dengan orang Islam kebanyakan. Dalam film tersebut ada tayangan saat Munir menyampaikan ceramah. Dia menegaskan, seorang muslim wajib melawan kemiskinan. Sebab kemiskinan dalam islam mendekatkan diri kepada kekufuran.

Jalan hidup pendiri Komisi Nasional Untuk Orang hilang dan Tidak Kekerasan (Kontras) memang jalan perjuangan. Sebagai pengacara, kasus-kasus yang ditanganinya adalah kasus yang menempatkannya berhadapan dengan negara, pasnya institusi TNI. Pemberhentian Prabowo dan pencopotan Muchdi PR bagian dari perjuangannya.

Namun disisi lain, Munir yang kemudian dilibatkan dalam perumusan UU TNI meminta agar gaji prajurit tamtama dan bintara TNI dan polri harus dinaikkan. Pasal itu tentang kesejahteraan prajurit dalam UU itu dikenal dengan "pasal munir".

Atas perjuangannya yang tak kenal lelah, dia pun memperoleh The Right Livelihood Award di Swedia (2000), sebuah penghargaan prestisius yang disebut sebagai Nobel alternatif dari Yayasan The Right Livelihood Award Jacob von Uexkull, Stockholm, Swedia di bidang pemajuan HAM dan Kontrol Sipil terhadap Militer di Indonesia. Sebelumnya, Majalah Asiaweek (Oktober 1999) menobatkannya menjadi salah seorang dari 20 pemimpin politik muda Asia pada milenium baru dan Man of The Year versi majalah Ummat (1998).

Sampai akhirnya sang pejuang harus mati dengan tragis. Hasil visum menyimpulkan Munir diracik saat melakukan perjalanan ke Belanda. Pengadilan panjang kasus ini tidak mampu mengungkap siapa aktor dibalik meninggalnya Cak Munir. Komitmen presiden Jokowi untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM termasuk mengusut tuntas kematian Munir harus ditagih.

Silakan ditonton di youtube https://m.youtube.com/watch?v=vXLl_d-y1K4

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Munir Sang Kiri Hijau Kanan Merah"

Post a Comment