Sajak Kaleng Rombeng


Lalu masihkah kau tertatih
Menyeret marahmu yang entah tuk siapa
Sendal jepitmu semakin tipis
Sama dompetmu yang lepek
Oblongmu tak lagi putih
Keringat, debu dan air mata bercampur disana

Kaleng rombeng kau tendang keras
Sekedar lepaskan sedikit amarah yang menghimpit dada
Wajah-wajah angkuh memandangmu jijik
Kau hanya sampah jaman dari jaman dulu
Kerak peradaban yang tak hancur

Oleh Belanda kau disebut ekstrimis
Proklamator menyebutmu "soko guru revolusi"
Bapak pembangunan memanggilmu "bromocorah"
Di jaman reformasi kaulah pemilik suara
Yang harganya 50 ribu sampai 100ribu

Kaleng rombeng jaman rombeng
Suara hukum seperti kaleng rombeng
Keras suaranya keadilannya menjauh
Pidato adalah suara kaleng rombeng
Bersemangat tapi isinya kosong
Kritik seperti kaleng rombeng
Keras tapi buntu di layar komputer
Perut kritikus tak sekritis perutmu
Mulutnya bersuara lantang lobang pantatnya rakus makan proyek

Masihkah kau tertatih
Menghitung tahun sejarah yang bergerak maju
Lembaran koran kau gelar di halaman rumah ibadah
Suara ayat-ayat tuhan sayup menidurkanmu dalam lapar
Didalam,
Aparat hukum, lintah darat, mafia minyak,  politisi dan para aktifis
Berbaris menghadap tuhannya  dengan wangi dan perut buncit

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sajak Kaleng Rombeng"

Post a Comment