Sajak Banjir II
Duduk berkumpul ditengah rumah
Memandang air yang mengepung
Anak-anakku senang berlarian dan bermain air
Banjir lagi
Pernah kami keluhkan banjir padamu
Tentang rumah-rumah yang tergenang
Pakaian dan beras basah
Anak-anak tidak sekolah
Banjir surut sisakan lumpur
Kau menjawab dengan tidak jelas
Mulutmu kumur-kumur
Tidak sejelas janji dalam orasi kampanyemu
Banjir adalah cerita tentang sedih
Bagimu kesedihan rakyat selalu lucu
Ceritanya hanya menjadi santapan media
Deritanya hanya menjadi panggung pencitraan politisi
Kesengsaraan mereka sudah ditakdirkan tuhan
Mungkin kau lupa cerita negeri Nuh
Tentang amarah tuhan akan kesombongan
Banjir tuhan merendamnya sampai hancur
Kami masih berkumpul
Anak-anakku tertidur
Air terus naik
Dan lampu pasokan PLN padam
Aku terjaga menjaga banjir
Banjir Maret 2015
0 Response to "Sajak Banjir II"
Post a Comment