Kenyataan Kiri yang Teringkari (catatan kecil untuk belok kiri fest)
“Jika kau menghamba kepada ketakutan, kita memperpanjang barisan perbudakan"
Belok Kiri Fest yang sedianya digelar pada 27 februari lalu di Taman Ismail Marzuki tiba-tiba dibatalkan, alasan tidak mendapat izin dari pihak keamanan membuat pengelola TIM enggan memberi ruang kegiatan ini dilanjutkan. Dari sejumlah media online, saya membaca, ketakutan sejumlah pihak akan bangkitnya komunisme atau Partai Komunis Indonesia melalui festival yang oleh panitia disebut sebagai kegiatan ilmiah kebudayaan.
Sejumlah ormas sempat menggelar aksi menolak kegiatan ini dilanjutkan. Malah sebuah organisasi mahasiswa dengan simbol intelektualitas dan keagamaan menggelar aksi yang sama. Mungkin doktrin "heroisme" senior mereka pada tahun 66 mengganyang orang komunis dan mereka yang diduga komunis menjadi inspirasinya. Meski kemudian Pramoedya Ananta Toer, salah satu tapol hasil "kerja heroik" (baca reaksioner) angkatan 66, menyebutnya sebagai angkatan yang tak memiliki andil yang perlu diberi nilai revolusioner.
"Angkatan 66? Wow! Tak ada sesuatu yang masih perlu dinilai," kata pram dalam pidato pelantikannya sebagai anggota PRD (Partai Rakyat Demokratik), tahun 1999.
Setahu saya, meski sangat anti kiri, namun tidak stdikit dari mereka yang mengaku fans habis sama Pram, Tan Malaka, Sukarno, Che Guevara, dan Syahrir yang semuanya KIRI. Saya juga ingat, waktu waktu kuliah. Lagu darah juang yang juga himne LMND sangat identik dengan kiri. Apalagi menyanyikan lagu ini harus angkat kepalan tangan kiri. Banyak yang mencibir kalau itu lagu komunis. Dan beberapa tahun meninggalkan kampus dan tak lagi aktif di organisasi, saya heran mahasiswa junior dari organisasi itu dengan bangganya menyanyikan darah juang dan angkat tangan kiri juga setiap demonstrasi. Wek!
Kembali ke soal Belok Kiri Fest yang terpaksa pindah lokasi ke Kantor LBH Jakarta. Saya lihat ada ketakutan berlebihan, sangat berlebihan malah. Padahal nyatanya, meski tak bisa hadir langsung disana, tapi dengan mengikuti perkembagan kegiatan ini melalui akun twitter resminya, bisa dilihat bahwa kegiatan ini tak lebih dari membicarakan sejarah masa lalu negeri ini.
Bahwa kenyataannya dimasa lalu juga ada keringat orang kiri untuk mendirikan republik ini tak bisa disangkal. Bahwa ide-ide republik yang bertuhan, berkemanusiaan, bersatu, berkerakyatan dan berkeadilan juga ide dari orang kiri yang diingkari sejarah resmi selama berpuluh tahun. Apa salah kalau kita mengakui itu?
Dan kemudian ada dinamika politik berupa pertentangan ideologi pada masa lalu yang berimbas pada pembunuhan jutaan orang. Ada indoktrinasi yang sistematis, ada penanaman trauma dan diikuti dengan pembelokan arah revolusi 45 dari cita-cita negara mandiri kenjadi negara kacung juga ada ! Lalu kenapa harus ditutupi atau ditulis dengan selera politik penguasa. Kalau kepada sejarah bangsa sendiri kita takut untuk jujur, lalu bagaimana kita menata bangsa hari ini untuk hari esok?
Selamat berjuang kawan-kawan belok kiri fest.. salam pembebasan!
0 Response to "Kenyataan Kiri yang Teringkari (catatan kecil untuk belok kiri fest)"
Post a Comment