Tentang Rakyat yang Kau Bilang

Ini tentang rakyat yang kau bilang pemalas
Kala kau masih mengigau keranjang empuk bersama selingkuhanmu
Mereka bangun pagi mengejar matahari
Meninggalkan hangat ranjang berkasur tipisnya
Menuju ladang, laut, pabrik, pasar, terminal
Sarapan tak menjadi penghalang
Sebab tak kerja adalah kiamat

Tentang rakyat yang kau bilang tak tahu diri
Saat pengumuman tentang rencana datangmu
Mereka sibuk, senang minta ampun
Hasil panen, tangkapan terbaik mereka suguhkan untukmu
Berharapada kesan manis kau bawa pulang
Dari tempat mereka
Yang di gunung, kampung, pulau dan lorong

Tentang rakyat yang kau bilang manja
Kau tahu, tak ada keluh kesah hidup disini
Meski harga-harga kebutuhan naik tak terkontrol
Meski uang sekolah, pajak bumi dan bangunan, retribusi pasar, uang parkir, dan pendapatan tak naik, mereka tetap tersenyum
Karena satu-satunya keluhan adalah kau!

Tentang rakyat yang kau bilang..
Mereka ada disekitarmu
Di halaman istanamu, di kursi empukmu, di dapur, di dashboar mobilmu
Mereka ada di depan matamu, bergumam ditelingamu
Aroma keringat mereka bahkan lebih tajam dari parfummu

Tidakkah kau dengar?
Tidakkah kau lihat?
Tidakkah kau rasa?
Padahal..
Tuhan saja bersama mereka

Pangkep,15 Agustus 2014








Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tentang Rakyat yang Kau Bilang"

Post a Comment