Tentang Resiko; Pemimpin Baru Diantara Lampu Jalan dan Honorer


Lampu-lampu jalan di kota mulai menyala dengan terang, sinarnya berwarna kuning. Entah berapa lama lampu-lampu itu padam. Lampu yang terang benderang berwarna kuning itu seperti sinyal lampu trafick light yang berarti hati-hati, sekaligus deklarasi akan sebuah kemenangan.

Seiring dengan sinar lampu jalan yang mulai terang, cerita lain muncul. Ribuan honorer di kantor-kantor pemerintahan kota ini meringis kecut, selembar edaran tentang pengajuan perpanjangan masa kerja mereka menjadi teror seterang lampu jalan 250 watt.

Seperti sinyal hati-hati, sang pemimpin sepertinya ingin memastikan bahwa orang-orang yang bekerja dibawahnya adalah manusia-manusia loyal dan siap menerangi daerah tiga dimensi ini. Kekhawatiran akan lambannya roda pembangunan bergulir adalah wajar. Pemimpin itu bagai supir dibalik kemudi. Tentunya seorang supir yang baik harus memastikan seluruh komponen dalam keadaan dalam kondisi siap pakai agar selamat dan cepat sampai tujuan. Onderdil yang sudah rusak atau tidak layak pakai tidak boleh dipertahankan.

Tapi analogi supir dan onderdil rusak itu seperti kurang pas. Sebab, rumor diluar lebih kencang. Ini bukan sebatas visi misi atau percepatan program pemerintah. Edaran itu berdasarkan politik. Mayoritas honorer tidak mendukungnya saat pemilihan dulu. Sang pemenang yang kini jadi pemimpin marah, mereka yang pernah jadi lawan harus dapat sanksi.

Memang sih, kata kawan saya, "tak ada lagi gumam semangat di kalangan para honorer (seperti masa-masa kampanye dulu). Harusnya ketika yang disini menang mereka mundur saja. Toh mereka memilih yang disana karena tidak mau dipimpin sama yang disini. Bukan malah membalikkan keadaan dengan bicara pengurangan angka pengangguran, dan pengentasan kemiskinan dan segala tetek bengek tentang kemanusiaan. Jangan dramatisir.

Dendam? Ini konsekuensi. Hidup selalu menyajika pilihan dan setiap pilihan ada konsekuensinya, ADA! Tak ada yang memaksamu memilih dan memperjuangkan siapa, dan kesadaran akan resiko atas pilihan itu muncul disetiap pilihan. Ini hanya masalah pilihan, itu saja.

Lampu-lampu jalan terus dipasang dimana-mana, jalan poros, tempat umum sampai ke jalan-jalan desa dengan seterang-benderangnya.  Lampu jalan yang sinarnya kuning benderang, bukan hanya untuk menerangi atau sebagai sinyal hati-hati, percayalah.!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tentang Resiko; Pemimpin Baru Diantara Lampu Jalan dan Honorer "

Post a Comment