kata kepada malam
senja yang jingga ditelan malam
dua bocah riang bermain di depanku
angin berhembus manja
di tanggul sungai ini
kata-kata tak lagi tajam menikam
orang-orang terjebak diantara tiga kali waktu makan dalam sehari
kejar mengejar diantara debu dan marah
dan orang-orang dipaksa tertawa oleh lelucon yang tidak lucu
kata-kata tak lagi didengar
sebatas alat keakuan agar dikenal hebat
tak penting isinya yang penting bisa tampil
lalu berharap tepuk tangan dan pujian selangit
jangan tanya apa arti kemanusiaan, moral dan agama
ia sudah menjelma menjadi alat pemukul
menjelma menjadi jualan koran dan televisi
agar kita dipaksa menangis oleh keharuan palsu
dua bocah tanpa alas kaki masih berlari-lari dalam temaram
suara riang dan tawa mereka bercampur diantara suara azan isya
tak banyak kudengar kata
hanya tawa bercampur debu jalanan yang masuk ke paru-paru
dan kepada malam kutulis kata-kata ini
Pangkajene 5 April 2016
0 Response to "kata kepada malam"
Post a Comment